Sunday, May 20, 2018

Apakah semua agama itu benar?


Apakah semua agama itu benar?

Apakah semua agama itu benar? Inilah pertanyaan yang dipertanyakan orang-orang sepanjang jaman. Apakah agama ini benar? Atau apakah agama itu benar? Keduanya benar? Atau keduanya salah? Mungkin ada banyak dari teman-teman yang juga mendengarkan hal serupa. Atau malah beberapa teman-teman memiliki pertanyaan seperti itu?
Apakah semua agama itu benar? Ada orang yang memberikan jawaban “ya”. Ketika ditanya mengapa, orang-orang itu tidak dapat memberikan alasan yang masuk akal. Jawaban yang mereka berikan itu malah membuktikan mereka tidak mengetahui secara komprehensif mengenai agama-agama di dunia. Mereka acuh tak acuh terhadap agama.

Beberapa kali ada yang bilang, “semua agama itu sama”. Buat saya ini statement gak logis. Dari namanya aja udah beda, apalagi isinya. Sifat atau ciri tuhannya juga beda-beda. Maka jelas, tidak ada agama yang sama. Atau mungkin sebagian dari kita pernah mendengar, “semua agama itu sama-sama benarnya”. Secara logika, saya tidak bisa membantah ini. Tapi pernyataan ini pun sangat lemah validitasnya. Pertanyaan besarnya adalah, sudah berapa agama yang dipelajari secara mendalam untuk diketahui kebenarannya?
Dua? Lima? Sepuluh? Dua ratus? Pun, angka 200 tidak bisa dikatakan semua, karena ada ribuan agama yang pernah hinggap di muka bumi, dengan berbagai variasinya. Kalimat lain yang juga senada adalah “semua agama menyembah tuhan yang sama, hanya caranya yang berbeda-beda”. Katakanlah kita beri toleransi yang sangat besar untuk kata “semua”, tetap aja ada major flaw di statement itu. Terus bagaimana logikanya ada agama monotheis yang bilang tuhan itu satu, sementara yang polytheis punya tuhan sebanyak puluhan bahkan ratusan? Terus gimana? Ya sederhana saja, bahwa “agamaku benar menurutku, agamamu benar menurutmu” dan kemudian ayo kita saling menghormati dan tidak mengganggu. Beres. Jangan paksakan sebuah kebohongan menjadi landasan bagi kerukunan. Biarkanlah semua apa adanya, perbedaan tidak menghalangi hubungan baik antara kita. Ada persaingan, itu wajar wink emoticon. Hampir di setiap bagian dari bumi kita temui itu. Entah berlandaskan perintah masing-masing agama, atau insting survival dari sebagian pemeluknya. ~ dan batasannya adalah hukum setempat, itu saja



HUKUM MENGANGGAP SEMUA AGAMA BENAR

4.b. Menganggap ada kebaikan dalam setiap agama dan budaya itu dibenarkan oleh Islam. Nabi bersabda dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Abu Hurairah, (الكلمة الحكمة ضالة المؤمن فحيث وجدها فهو أحق بها) "Kata hikmah adalah barang hilangnya seorang muslim. Maka di manapun dia mendapatkannya, dia berhak untuk mengambilnya." Ungkapan hadis tersebut ada korelasinya dengan firman Allah dalam QS Al-Maidah 5:8 di mana Allah berfirman, "Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil." 

Namun demikian, adanya kebaikan dalam agama lain bukan berarti agama itu benar. Karena kebaikan dan kebenaran itu dua hal yang berbeda. Baik belum tentu benar. Walaupun hal yang benar sudah pasti baik. Berzina atas asas suka suka sama suka dalam agama lain dianggap baik; dalam Islam itu tidak benar. 

Jadi, anggapan anda bahwa semua agama itu ada unsur kebaikan di dalamnya itu masih dibenarkan dan ditolerir dalam Islam. Tetapi anggapan bahwa semua agama benar hendaknya dihentikan sampai di sini karena itu sikap beragama yang salah dan tidak dibenarkan dalam Islam. Seorang muslim harus meyakini bahwa Islam adalah agama terbaik dan paling benar. Dalam QS Ali Imran 3:19 dinyatakan, "إن الدين عند الله الإسلام" Artinya menurut Tafsir Al-Baghawi, hlm. 2/19, adalah bahwa "Agama yang benar dan diridhai Allah adalah Islam. (الدين المرضي الصحيح)". Menganggap agama lain benar itu sama dengan menentang isi Al-Quran dan ini pelanggaran fatal yang bisa berakibat kafir. 

Dalam QS Ali Imron 3:85 Allah berfirman, "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi."